Rabu, 14 Juli 2010

himalkom

Himalkom IPB

sanguinis, melankolis, koleris, atau phlegmatis??

Salah satu keunikan dari manusia adalah mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain. Walaupun secara fisik mirip (kembar), namun secara sifat pasti berbeda. Perbedaan inilah yang dapat membuat manusia saling melengkapi satu sama lain.

Dalam dunia psikologi, terdapat empat tipe sifat manusia. Setiap orang memiliki beberapa dari tipe sifat ini. Sifat manakah yang melekat pada diri Anda?

Pertama sangunis, si populer

Kepribadian yang menarik, punya rasa humor yang tinggi, suka menghidupkan suasana, emosional dan demonstratif, periang dan penuh semangat, serta penug rasa ingin tahu. Dalam pekerjaan, kreatif, inovatif, antusiasme, sukarelawan, mengilhami orang lain untuk bekerja. Sebagai seorang teman, mudah bergaul, mencintai orang lain, suka dipuji dan menyenangkan. Suka kegiatan spontan, merupakan figure seorang pemimpin sirkus.

Kedua melankolis, si sempurna

Filosofis dan puitis, serius dan tekun, analitis, mendalam dan penuh pikiran, menghargai keindahan, peka terhadap perasaan orang lain, idealis dan suka berkorban. Dalam pekerjaan, orang melankolis berorientasi pada jadwal, perfeksionis, punya standar yang tinggi dan rinci, tertib dan terorganisir, perlu menyelesaikan apa yang dimulai. Sebagai seorang teman, melankolis adalah orang yang setia, mau mendengar keluhan, hati-hati dalam berteman, sangat memperhatikan orang lain, terharu oleh air mata penuh belas kasihan. mencari teman hidup ideal.

Ketiga koleris, si kuat

Berbakat pemimpin, dinamis dan aktif, berkemauan kuat dan tegas, tidak emosional bertindak, tidak mudah patah semangat, memancarkan keyakinan, bebas dan mandiri. Dalam pekerjaan, berorientasi target, melihat seluruh gambaran, terorganisasi dengan baik, mencari pemecahan praktis, bergerak cepat untuk bertindak, mendelegasikan pekerjaan, menekankan pada hasil, berkembang karena saingan. Orang koleris tidak terlalu perlu teman, mau bekerja untuk kegiatan, mau memimpin dan mengorganisasi, Biasanya selalu benar, Unggul dalam keadaan darurat.

Keempat phlegmatis, si damai aka adem ayem

Rendah hati, mudah bergaul dan santai, tenang, sabar, konsisten, simpatik dan baik hati. menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan. Dalam pekerjaan, punya kemampuan administratif, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, baik di bawah tekanan, menemukan cara yang mudah, mudah diajak bergaul, menyenangkan, pendengar yang baik, selera humor yang menggigit, suka mengawasi orang, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian.

Dari sifat di atas, dapat diringkas

Sanguinis Populer ( Ekstrovert – Membicara – Optimis )

Melankolis Sempurna ( Introvert – Pemikir – Pesimis )

Koleris Kuat ( Ekstrovert – Pelaku – Optimis )

Phlegmatis Damai ( Introvert – Pengamat – Pesimis )

So, sifat manakah yang ada pada diri Anda?

BUAT AGAN-AGAN YANG MAHASISWA, WAJIB DIBACA NIH !!!

Kumpulan penyesalan para wisudawan



Pada dasarnya, empat atau lima tahun kuliah seharusnya cukup untuk beberapa hal, sekaligus. Dinamika yang ada di kampus merupakan suatu peluang yang sangat menguntungkan bagi siapa saja, terutama mahasiswa, untuk dapat mengaktualisasikan diri mereka dan mempercepat proses pematangan mereka. Kampus ibarat suatu laboratorium pengembangan diri mahasiswa yang sangat kompleks. Suatu labor yang siap untuk mereaksikan potensi-potensi yang ada dengan pereaksi-pereaksi yang sudah tersedia.

Diharapkan dengan membaca “kumpulan penyesalan para wisudawan” ini, kita bisa memanfaatkan dinamika yang ada dan waktu yang masih tersisa sebelum berhasil menamatkan perkuliahan. Berikut adalah beberapa penyesalan yang cukup populer disesalkan oleh fresh graduate dari kampus:

1. Menyesal karena IPK <>

Walaupun sejatinya kita kuliah bukan karena mengharapkan IPK, kondisi hari ini masih mendewakan IPK sebagai tolok ukur keberhasilan akademik seseorang dalam perkuliahan. Hal ini sepertinya adalah hal yang wajar, karena memang bukti otentik hasil perkuliahan kita ada di lembaran kertas yang kita sebut “transkrip akademik”. Meskipun demikian, sepertinya kurang fair juga ketika ada kategorisasi IPK di bawah 3 dengan IPK di atas 3, sebab sebenarnya indeks prestasi tersebut sudah punya pengkategorian yang selain mempertimbangkan score, juga mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai score tersebut, yaitu Cum Laude, Sangat Memuaskan, Memuaskan yang dicetak tebal pada lembaran transkrip tersebut.



Misalnya seseorang yang IPK-nya 3,3 ternyata menamatkan kuliahnya lebih dari 6 tahun (nah lho…?), maka ia dikategorikan lulus dengan predikat memuaskan (bukan sangat memuaskan). Namun, saat ini kita harus menyimpulkan bahwa, bagaimanapun, memiliki indeks prestasi yang lebih tinggi adalah lebih baik daripada terus mengkampanyekan bahwa “IPK itu bukan segalanya”.

2. Menyesal karena tidak punya pengalaman organisasi selama kuliah

Sejauh ini, aktivitas berorganisasi masih dinilai sebagai suatu aktivitas yang menjadi tolok ukur dalam beberapa kemampuan pada seorang lulusan perguruan tinggi. Seseorang yang berpengalaman dalam berorganisasi (bahkan beberapa jenis organisasi) biasanya lebih disukai dalam seleksi pekerjaan atau aplikasi lainnya.



Sarjana yang punya pengalaman berorganisasi biasanya adalah sarjana yang dinilai punya kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang relatif lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak berorganisasi. Orang yang berorganisasi juga dinilai mampu memaksimalkan ketersediaan waktu yang sama-sama 24 jam sehari bagi setiap orang dengan kegiatan yang optimal. Dalam hal ini, ada semacam guyonan yang mengkategorikan mahasiswa menjadi 3 kelompok *silahkan didefenisikan sendiri:

* mahasiswa kupu-kupu: kuliah pulang kuliah pulang
* mahasiswa kura-kura: kuliah rapat kuliah rapat
* mahasiswa kunang-kunang: kuliah nangkring kuliah nangkring

3. Menyesal karena tidak punya prestasi selama kuliah

Menjadi seorang mahasiswa berarti berada di antara kumpulan orang-orang pintar dengan daya saing yang bervariasi. Bahkan, sebagian di antara teman-teman kita di kelas sebenarnya adalah siswa berprestasi ketika di SMA, misalnya menjuarai olimpiade bidang studi tingkat kota atau provinsi, juara story telling, lomba pidato, dan lainnya. Ternyata, kampus mempunyai peluang berprestasi yang jauh lebih banyak dengan frekuensi yang lebih tinggi. Bayangkan bahwa dalam setahun saja ada beberapa ajang prestasi yang tersedia di kampus dan siap untuk dicoba, baik tingkat kampus bahkan sampai ke tingkat nasional dan internasional




dan mungkin masih sangat banyak jenis ajang mahasiswa berprestasi. Dari sekian banyak peluang yang ada, rasanya kita perlu sedikit bersedih jika tidak pernah punya kesempatan untuk berkompetisi menguji kemampuan diri dan daya saing. Meskipun menjadi pemenang sepertinya agak sulit dan berliku, menjadi peserta dan kontestan sepertinya sangat mudah dan terbuka peluangnya buat siapa saja.

4. Menyesal karena tidak punya banyak teman selama kuliah

Mempunyai banyak teman dan jaringan boleh jadi adalah salah satu tujuan kuliah. Mungkin tidak ada yang salah dengan hal ini, karena memang proses berteman adalah suatu hal yang penting dalam memunculkan dinamika hidup sebagai mahasiswa.



Sebagai contoh, dalam hal job seeking, kita bisa mendapatkan informasi yang komprehensif dari teman sewaktu kuliah tentang suatu lowongan kerja yang sebenarnya lebih baik untuk dirahasiakan untuk memperbesar peluang. Atau mungkin boleh jadi juga sedikit “nepoteisme” dari teman sama kuliah yang sudah terlebih dahulu mendapat pekerjaan atau bahkan punya jabatan. Hal ini hanyalah contoh kecil tentang betapa berharganya seorang teman. Bahkan dalam suatu kata mutiara, disebutkan bahwa

Teman adalah seseorang yang bersama dirinya kau bangga menjadi dirimu

Memilih teman berarti memilih masa depan. Maksudnya untuk berteman dan bersahabat, kita memang harus selektif. Namun untuk berkenalan dan ber-relasi, kita seharusnya tidak mengekang diri.


5. Menyesal karena tidak mempelajari bahasa Inggris lebih intens selama kuliah

If we see the rapid changes of our global world, we will realize that the need of English is increasing time by time. Kebutuhan akan bahasa Inggris tidak hanya untuk dunia kerja, tetapi juga untuk dunia pelajar itu sendiri.




Betapa banyak buku-buku pelajaran yang semestinya bisa kita pahami, namun terhalang hanya karena “bukunya belum ditranslate ke bahasa Indonesia”. Jika tidak ditindaklanjuti, penyesalan yang satu ini sepertinya akan menjadi penyesalan yang senantiasa eksis ketika mahasiswa mulai menyandang gelar alumni. Betapa tidak, kebutuhan akan kemampuan bahasa Inggris saat ini menjadi semakin tinggi dengan tingkatan yang semakin tinggi pula. Seharusnya, 4 5 tahun kuliah bisa kita optimalkan untuk belajar bahasa Inggris (walaupun 6 tahun sebelumnya di SMP dan SMA kita juga sudah mempelajari bahasa Inggris). Yang kita butuhkan adalah teman, kita butuh teman untuk belajar dan kita butuh fasilitator untuk belajar. English club adalah salah satu pilihan yang cukup diminati untuk mengatasi masalah ini.

6. Menyesal karena tidak tau banyak tentang komputer

Kuliah di program studi non-komputer dan non-teknik bukan berarti serta-merta menjadikan komputer sebagai barang haram untuk didalami. Memiliki beberapa keahlian yang berhubungan dengan komputer dinilai cukup menjanjikan baik sebagai pekerjaan maupun sebagai pekerjaan sampingan. Selain untuk orientasi kerja, komputer juga menjanjikan joy and fun sehingga banyak juga mahasiswa yang tergila-gila dengan komputer (*kalo yang sampai gila seperti ini tidak disarankan untuk dicontoh . Saya bahkan punya kenalan yang bertitel sarjana sastra namun bekerja di sebuah perusahaan desain konstruksi dan arsitektur karena mempunyai skill yang mumpuni dalam 3D Max yang awalnya cuma berawal dari hobi.




Disamping itu, sebenarnya komputer itu sendiri sangat berpotensi untuk mendukung akademik mahasiswa ketika mereka tau banyak tentang komputer dan pemanfaatannya untuk penunjang akademik mereka. Proses pembelajaran dapat menjadi lebih cepat atau bahkan menjadi lebih menarik dengan pemanfaatan fasilitas komputer. Atau paling tidak ketika komputer mereka sedikit bermasalah atau terinfeksi virus, mereka yang cukup care dengan komputer paling tidak akan berusaha untuk mengota-atiknya sendiri *kemudian kalo tambah parah baru diserahkan ke ahlinya.

7. Menyesal karena tidak pernah naik pesawat “gratis” selama kuliah

Yang ini mungkin sedikit ngawur, tetapi butuh perhatian juga. Adalah suatu prestise tersendiri jika selama kuliah kita pernah didelegasikan sebagai wakil kampus untuk kegiatan-kegiatan kemahasiswaan berskala nasional atau internasional. Biasanya kesempatan ini sering menghampiri mereka yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan yang punya jaringan nasional dan punya pertemuan tahunan semisal musyawarah nasional, seminar dan lokakarya nasional, temu BEM se-Indonesia, dan lain sebagainya. Disamping itu, kesempatan untuk terbang gratis ini juga dapat singgah kepada mereka yang mengikuti lomba tingkat nasional seperti PIMNAS dan MTQ.




Sebenarnya kita tidak perlu ngarep.com untuk kemudian dipilih oleh pejabat yang berwenang (ketua lembaga mahasiswa atau pihak dekanat) sebagai delegasi kampus. Satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah memposisikan diri kita sebagai orang yang layak untuk dipilih dalam hal ini. That’s all.

8. Tidak punya cukup sertifikat selama kuliah

Selama kuliah, sebenarnya kita bisa “mengumpulkan” puluhan sertifikat seminar, training dan pelatihan yang sangat sering dilaksanakan oleh kampus. Mempunyai banyak sertifikat dinilai dapat mempromosikan pandangan orang lain terhadap kemampuan dan kepribadian seseorang. Rasanya ada perasaan yang gimanaa gitu ketika kita punya curriculum vitae yang satu halaman saja tidak cukup untuk menampung daftar seminars and trainings yang pernah diikuti. Dengan panjangnya daftar tersebut biasanya akan muncul penilaian bahwa yang bersangkutan adalah orang yang berkompeten, paham, dan care terhadap apa-apa yang dijelaskan dalam masing-masing sertifikatnya.



Fenomena ini pada dasarnya tidaklah salah. Setiap mahasiswa memang sejatinya adalah orang yang senantiasa berusaha untuk mengaktualisasikan diri mereka, dan mengikuti berbagai seminar dan pelatihan boleh jadi adalah manifestasinya. Namun hal ini menjadi agak kurang tepat ketika proses aktualisasi diri ini dilakukan dengan certificate oriented supaya mendapat sertifikat. Padahal sebenarnya sertifikat tersebut hakikatnya hanyalah bukti otentik bahwa diri kita sudah memiliki kriteria sebagaimana yang dijelaskan oleh sertifikat tersebut. Sertifikat seharusnya hanyalah bukti tertulis yang menguatkan bukti dalam diri kita bahwa kita memang punya kualifikasi tersebut. Hal ini menjadi lebih salah ketika mengikuti kegiatan dengan malas-malasan dengan hanya duduk dan diam tak karuan, yang penting hadir dan dapat sertifikat. Atau menjadi sangat salah ketika membayar biaya registrasi namun tidak mengikuti proses pelatihan kemudian meminta sertifikat kepada panitia. Nah lho…

9.Menyesal ga dapet pacar di kampus

Apabila kalau waktu SMA belum mendapatkan pacar maka masa-masa kuliah adalah masa2 yang paling kritis untuk mendapatkan jodoh,kalau sudah lewat masa2 ini dan tiba waktunya untuk bekerja maka semakin sedikit pilihan kita untuk mendapatkan pacar idaman :kimpoi:
Bosby is offline

10. Penyesalan lainnya (silahkan ditambahkan gan)

Mudah-mudahan dengan kumpulan penyesalan ini, semakin memacu para mahasiswa yang masih sedang kuliah untuk senantiasa mengisi kekurangan-kekurangan yang ada dengan menefektifkan waktu yang masih tersisa.


Selamat mencoba...

surat dari sukarelawan di palestina (repost)

“NAMA saya dr. Swee Chai Ang. Saya adalah seorang dokter bedah ortopedis wanita, anggota Asosiasi Dokter Inggris…

Saya menulis surat ini kepada Anda dari Beirut Barat, dari Rumah Sakit Gaza, rumah sakit bagi kamp Sabra dan Shatila. Saya adalah salah satu anggota tim dokter asing yang bertugas saat terjadi pembantaian ribuan orang Lebanon dan Palestina di kamp-kamp, antara 15 hingga 18 September 1982.

Saya merawat beberapa korban, menyaksikan pengeboman dan penghancuran rumah-rumah di kamp. Rumah-rumah itu adalah tempat tinggal orang-orang Palestina dan Lebanon.

Mereka yang mati memang sudah mati, dan tidak ada satu pun dari kami yang dapat membuat mereka hidup kembali. Saya kini menyerukan kepada Anda atas nama mereka yang selamat dari pembantaian – kebanyakan mereka wanita dan anak-anak kecil.

Banyak dari rumah mereka telah dibom, diledakkan, dilindas dengan buldozer, dan dijarah. Tidak ada lisrik dan terjadi kelangkaan air. Meskipun begitu, ribuan orang telah kembali untuk hidup di antara tumpukan puing-puing ini, karena mereka tidak punya tempat lagi selain di sana.

Musim dingin di Lebanon segera tiba, dan ribuan orang di sini tidak akan mempunyai atap untuk melindungi tubuh mereka...”

*
Surat terbuka itu ditulis oleh dr. Swee, warganegara Singapura, pada 1 Oktober 1982, ditujukan kepada media massa di Inggris -- dan tak ada satu pun media yang mau memublikasikan surat itu!

Dr. Swee, seorang Kristen, mengabdikan dirinya pada Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS). Ia menolong semua korban perang tanpa mempersoalkan ras, golongan, maupun agama. Ia bekerja di bawah Sumpah Hipokrates: Dokter tidak boleh berpihak. Tetapi, kebiadaban Israel, dan ketidakadilan dunia terhadap bangsa Palestina, telah mendorongnya untuk ”berpihak.”

Betapa tidak. Hanya dalam tiga hari, Swee menyaksikan lebih dari 3.000 orang Palestina, tewas dibantai oleh pasukan Israel di kedua kamp pengungsian itu. Yang lebih memedihkan hatinya adalah, sebagian di antara para korban adalah mereka yang barusan coba disembuhkan dan diselamatkannya melalui pengobatan dan pembedahan darurat yang sulit.

”Aku harus menyuarakan kebenaran selagi masih hidup dan masih punya suara,” tulisnya dalam buku Tears of Heaven, From Beirut to Jerusalem (2002). Kesaksian yang diungkapkannya, adalah perwujudan dari rasa tanggungjawabnya sebagai manusia – melampaui tanggungjawab profesionalnya sebagai seorang dokter.

*
Derita bangsa Palestina adalah tangis panjang kemanusiaan. Mereka telah menjadi “pariah dunia”: dicap teroris, dan raga serta nyawa mereka diperlakukan lebih nista dari hewan. Mereka diusir dari negeri nenek-moyang sendiri, diburu, dan dibantai. Sejak 1948, hingga sekarang.

Apa yang dialami bangsa Palestina, adalah apa yang dialami bangsa Yahudi di masa silam. Sejak abad pertengahan, bangsa Yahudi terlunta-lunta dalam diaspora. Mereka diburu oleh Tentara Salib dan inkuisisi Gereja. Terakhir, jutaan orang dari mereka dibantai oleh rezim Nazi-Hitler di Eropa. Pengungsian mereka, kemudian mencapai bumi Palestina. Gerakan Zionisme, akhirnya mengklaim: itulah ”tanah yang dijanjikan” Tuhan bagi mereka. Maka, mereka pun merebut dan menduduki bumi Palestina, dan mendirikan negara Israel di tempat itu pada 14 Mei 1948. Direstui Inggris.

Sejak itu, giliran bangsa Palestina yang terusir dan diburu untuk dimusnahkan. Dan dunia, termasuk bangsa-bangsa Arab, tidak begitu peduli kepada mereka. Dan Israel, di bawah perlindungan Amerika, terus merajalela.

Dokter Swee sudah lama bersaksi. Dengan itu, ia ingin menyelamatkan manusia dan kemanusiaan. Ia memang tidak sendirian, tetapi dunia tidak juga ”berani” menolong. Maka, tentang kesabaran, ketabahan, tanggungjawab, keberanian, dan semangat juang pantang menyerah, kita harus belajar kepada orang-orang Palestina -- termasuk kepada kaum perempuan dan kanak-kanak mereka. Seperti dokter Swee.

Dari bangsa Palestina, kita juga belajar: tanpa persatuan, duka-cita tidak akan berakhir.

(KOMET Februari 2009)
Yudhistira ANM Massardi
email: ymassardi@yahoo.com
Penerbit:
MEDIA TK SENTRA
Panduan Guru TK, RA, PAUD & Orangtua
Membangun Karakter dan Budi Pekerti

Doa'a seorang wanita..

Tuhanku. . . .
Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian hidupku
Seorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi ketiga setelah Engkau dan Rasul-Mu
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk-Mu
Wajah tampan dan daya tarik fisik bukanlah prioritas utama
Karena yang paling penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menjadi seperti Engkau

Ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tak sia-sia
Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak yang cerdas
Seorang pria yang bukan hanya mencintaiku tapi menghormatiku
Seorang pria yang bukan hanya memujaku tapi menasehatiku ketika aku berbuat salah
Seorang pria yang mencintaiku karena kecantikan hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita seutuhnya ketika berada disampingnya

Tuhanku. . .
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna
Sehingga aku bisa membuatnya sempurna di mata-Mu
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan aku untuk menyempurnakan hidupnya

Dan akupun meminta pada-Mu. . .
Buatlah aku menjadi seorang wanita yang dapat membuat pria itu bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintai-Mu
Sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah aku roh-Mu yang lembut sehingga kecantikanku datang dari-Mu bukan dari luar diriku
Berikanlah aku tangan-Mu sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku mata-Mu sehingga aku dapat melihat hal yang baik dalam dirinya bukan hal yang buruk saja
Berikanlah aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata bijak dan pemberi semangat sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari
Berikanlah aku bibir-Mu sehingga aku dapat tersenyum padanya setiap saat

Dan bilamana kami dipertemukan nanti,
Aku berharap kami berdua akan mengatakan “Betapa indahnya rencana Tuhan, karena Engkau telah memberikanku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna. .”
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan

memang benar semua akan terasa indah pada waktunya...
:)

nb:
- buat para ikhwan smoga klian bnar2 bsa mnjdi sosok pria sperti itu..
- buat para akhwat smoga qt bsa dipertemukan dengan sosok pria tsb dan kt bsa mnjdi wnita yg dbanggakan..